Rabu, 01 Juni 2016

15-Kau.

Semalam aku memimpikanmu lagi, entah sudah yang ke berapa kalinya.
Kau masih sama, datang padaku dengan senyum merekah, kemudian merengkuhku dalam pelukanmu. “Aku mencintaimu..”, bisikmu. “Aku tahu..”, dan aku menjawab begitu.
Dan kau masih juga sama, tak ingin memberitahuku siapa namamu.

Kau tahu ? Aku mengenal aromamu, sentuhanmu, dan suaramu. Aku tak merasa asing dengan kau, tapi siapa ?
Berulangkali aku bertanya padamu, “Siapa kau ?” dan yang ku terima hanya keterdiamanmu, dan tatapan yang berubah sendu.
“Tak perlu kau tahu aku, babe…Kau harus tahu aku mencintaimu, dengan sangat..”

Banyak yang bilang, saat aku memimpikanmu maka sesungguhnya kau sedang merindukanku. Namun, siapa kau ?
Aku mengenal segala perlakuanmu, namun aku tak mengingat siapa kau.

“Kau..apakah kau bagian dari masa lalu-ku ?”, suatu ketika aku bertanya, setelah sekian lama kau selalu hadir dalam mimpiku.
Dan kau hanya  diam, dengan sepasang lenganmu yang semakin erat memelukku.
“Kau tak perlu tahu, cinta..”, bisikmu, sebelum kemudian kau menghilang, seiring dengan bumi yang memanggilku kembali.

Aku selalu memimpikanmu, bahkan setiap malam. Aku merasa mengenal segala perlakuanmu, namun tak tahu siapa kau. Bahkan aku mulai sering mendengar suaramu, dan seakan melihatmu di depan mataku.

“Sepertinya kau butuh istirahat..”, itu yang orang-orang bilang saat aku bersikeras melihatmu. Dan aku selalu menolak itu.
“Aku sungguh-sungguh melihatnya, namun ia tak sendiri..”, kataku.
Suatu malam aku bertemu denganmu lagi, dalam mimpi. Kali ini aku hanya diam, tak ingin menanyakan apapun, karena kau tak pernah mau menjawab.
“Aku memang bagian dari masa lalu-mu, cinta…”, bisikmu, tak membiarkan aku melihat matamu.
“Kenapa kau memberitahukanku sekarang ?”, aku bertanya, benar-benar hanya ingin tahu.
Dan lagi-lagi kau hanya diam tak menjawab.

Aku masih tidak mengerti, apakah yang ku mimpikan benar adanya. Apakah kau benar masa laluku, atau apakah aku tidak berhalusinasi saat melihatmu merengkuh pinggang seseorang saat lewat di hadapanku.

“Aku pernah menyakitimu dengan sangat, cinta..Dan karenanya aku tak ingin kau tahu siapa aku..”, suatu malam kau berbisik lagi padaku, bahkan tanpa aku memintanya.

Dan seketika aku mengingatmu. Semua tentangmu, tentang baik burukmu. Aku mengingatnya, bahkan hingga titik terlama dalam perjalanan singkat kita.
Kau pernah ada dalam hidupku, merengkuh tubuhku, menggenggam tanganku, dan tersenyum untukku.
Kau pernah melakukan itu semua, dan aku mengingatnya.
Sebelum kemudian kau melemparkanku ke titik bumi paling dalam, membiarkan aku jatuh dalam kubangan lumpur hisap hingga aku tak mampu kembali.

Kau adalah kau, yang dulu pernah ku cinta dengan sangat.
Bahkan kini aku masih tak mampu membencimu.

-Ang-

0 komentar:

Posting Komentar