Sabtu, 20 Agustus 2016

19-See You Later

Karena rindu itu tidak berwujud, dan aku masih tetap duduk dalam diamku.
Kau, masih setia dengan segala kesibukanmu yang semu.

Karena perih itu hanya rasa, dan aku yang merasakannya dalam kerinduan tak berujung.
Kau, masih tetap diam tanpa suara, dengan segala ketidak pekaanmu tentangku.
Tentang kau pun, dan tentang rindu yang membelengguku.
Tentang kita, yang semakin lama semakin tidak menentu.
Dan tentang cinta, yang semakin tipis termakan jarak.

Karena sesal hanya akan datang diakhir, dan aku masih berpikir berulang kali tentang itu.
Kau, masih tetap diam tak peduli, mengacuhkan segala upaya yang aku lakukan.

Aku telah menuliskan segalanya dalam surat yang kini kau pegang.
Tentang perasaanku, dan mengapa aku memilih pergi.

Kau tahu ? Kupikir kau tahu.
Bahwa rindu itu setajam belati, seperih pengkhianatan, dan mematikan laksana racun.

Kau tahu ? Seharusnya kau tahu.
Bahwa aku tidak tahu, tidak benar-benar tahu, tentang rasa sakit yang menggerogoti jiwa.

Hai, kau yang masih duduk diam menggenggam surat yang ku tulis.
Selamat tinggal, ah, bukan, sampai jumpa..
Entah kapan, dimana, dan dengan siapa.

Sampai jumpa di kehidupan berikutnya, atau mungkin masa yang akan datang.
Entah sendiri, berdua, atau dengan keluargamu.

Hai, kau yang masih termenung menatap jendela dengan secarik surat di tanganmu.
Sampai jumpa, entah kapan..
Ku harap kau selalu bahagia.

Best regards,
Yours.

-Jojogan-Pemalang, 26 Juni 2016-

0 komentar:

Posting Komentar