Rabu, 08 Juni 2016

17-Karena Rindu

Karena rindu itu tak ubahnya belati bersarung, yang bila sarungnya dilepas dan kau tahan terlalu lama, rasanya akan menyakitkan.
Dan kau tahu apa yang lebih menyakitkan ?
Menahan belati itu agar tidak lepas dari sarungnya
Itu sulit, sangat sulit
Karena kau selalu ada di sekitar lintasan orbitku, melepaskan sarungnya perlahan tanpa aku ketahui

Kau tahu ? Aku merindukanmu sudah lama, cukup lama jika kau penasaran.
Dan aku menahannya, menikmati rasa sakit karena rinduku padamu begitu menyiksa.

Kau tahu ? Di tiap-tiap malam aku menangis, merengek, meracau karena aku rindu.

Aku rindu kau, sialan.
Aku rindu kau, yang bahkan tidak pernah tahu eksistensiku

Jika kau tanya, aku ini siapa ?
Akankah kau percaya jika ku bilang aku pengagummu ?
Yang bertahun-tahun menyimpan cerita, yang kemudian berkembang menjadi rindu

Aku menahannya bertahun-tahun, yang mungkin akan berkembang menjadi puluhan, ratusan, bahkan ribuan tahun
Aku merasakan sakitnya, yang orang bilang itu malarindu

Hai,kau..
Bisakah sekali saja kau berbalik ke arahku ?
Atau...bisakah kau keluar dari lintasan orbitku ?
Agar setidaknya....rasa rindu ini tidak begitu menyiksa.
Atau mungkin tidak...

-520-

Sabtu, 04 Juni 2016

16-Toy

Hai, masih ingatkah kau tentangku ?
Aku yang dulu selalu kau puja, kau bilang aku hidupmu, kau bilang kau mati tanpaku.
Akankah itu masih bisa kau katakan sekarang ?

Lima tahun..
Ini adalah tahun kelima sejak kita memutuskan untuk berpisah.
Ah, atau haruskah aku memperjelas jika kau yang membuangku ?
Setelah semua yang ingin kau lakukan tercapai, dan setelah ia menjadi selangkah lebih dekat denganmu.

Mungkin aku terlalu buta, jika kau hanya mempermainkanku.
Aku terlalu lugu, dengan berpikir bahwa kau berbeda dengan yang lalu lalu.

Kau bahkan tidak pernah peduli dengan perasaanku.
Atau kau hanya pura-pura peduli ?
Ah, mungkin kau hanya pura-pura
Agar semuanya terasa nyata
Agar aku menganggap kau sungguh jatuh cinta padaku.

Selamat ! Kau memang aktor yang baik.
Aku menganggap kau jatuh cinta padaku, dan aku semakin tenggelam dalam perasaan penuh cintaku padamu.

Sungguh, jika kau ingin tahu, rasanya begitu sakit ketika aku tahu bahwa semua yang kau lakukan hanyalah semu.
Fakta bahwa aku hanya kau permainkan, itu sungguh menyakitiku
Tidakkah kau pernah menyadari ?
Atau kau memang tak lagi memiliki hati ?

Ah…
Rasanya begitu rendah ketika mengingatmu.
Aku hanya mainanmu, yang kemudian mampu kau kendalikan.
Bahkan boneka kayu mungkin lebih berharga

Jika kau masih ingat, karma masih ada, dude
Dan aku selalu percaya, kelak akan ada balasannya untukmu

Jika kau ingin bertanya, bagaimana denganku..
Ku pikir namamu sudah aku hapus dari dalam hatiku.
Bahkan tak lagi ada setitikpun tentangmu disini
Ku pikir, sampai kapanpun, aku tidak lagi mampu kau permainkan.
Apalagi dengan sesuka hati.

-Ang-

Rabu, 01 Juni 2016

15-Kau.

Semalam aku memimpikanmu lagi, entah sudah yang ke berapa kalinya.
Kau masih sama, datang padaku dengan senyum merekah, kemudian merengkuhku dalam pelukanmu. “Aku mencintaimu..”, bisikmu. “Aku tahu..”, dan aku menjawab begitu.
Dan kau masih juga sama, tak ingin memberitahuku siapa namamu.

Kau tahu ? Aku mengenal aromamu, sentuhanmu, dan suaramu. Aku tak merasa asing dengan kau, tapi siapa ?
Berulangkali aku bertanya padamu, “Siapa kau ?” dan yang ku terima hanya keterdiamanmu, dan tatapan yang berubah sendu.
“Tak perlu kau tahu aku, babe…Kau harus tahu aku mencintaimu, dengan sangat..”

Banyak yang bilang, saat aku memimpikanmu maka sesungguhnya kau sedang merindukanku. Namun, siapa kau ?
Aku mengenal segala perlakuanmu, namun aku tak mengingat siapa kau.

“Kau..apakah kau bagian dari masa lalu-ku ?”, suatu ketika aku bertanya, setelah sekian lama kau selalu hadir dalam mimpiku.
Dan kau hanya  diam, dengan sepasang lenganmu yang semakin erat memelukku.
“Kau tak perlu tahu, cinta..”, bisikmu, sebelum kemudian kau menghilang, seiring dengan bumi yang memanggilku kembali.

Aku selalu memimpikanmu, bahkan setiap malam. Aku merasa mengenal segala perlakuanmu, namun tak tahu siapa kau. Bahkan aku mulai sering mendengar suaramu, dan seakan melihatmu di depan mataku.

“Sepertinya kau butuh istirahat..”, itu yang orang-orang bilang saat aku bersikeras melihatmu. Dan aku selalu menolak itu.
“Aku sungguh-sungguh melihatnya, namun ia tak sendiri..”, kataku.
Suatu malam aku bertemu denganmu lagi, dalam mimpi. Kali ini aku hanya diam, tak ingin menanyakan apapun, karena kau tak pernah mau menjawab.
“Aku memang bagian dari masa lalu-mu, cinta…”, bisikmu, tak membiarkan aku melihat matamu.
“Kenapa kau memberitahukanku sekarang ?”, aku bertanya, benar-benar hanya ingin tahu.
Dan lagi-lagi kau hanya diam tak menjawab.

Aku masih tidak mengerti, apakah yang ku mimpikan benar adanya. Apakah kau benar masa laluku, atau apakah aku tidak berhalusinasi saat melihatmu merengkuh pinggang seseorang saat lewat di hadapanku.

“Aku pernah menyakitimu dengan sangat, cinta..Dan karenanya aku tak ingin kau tahu siapa aku..”, suatu malam kau berbisik lagi padaku, bahkan tanpa aku memintanya.

Dan seketika aku mengingatmu. Semua tentangmu, tentang baik burukmu. Aku mengingatnya, bahkan hingga titik terlama dalam perjalanan singkat kita.
Kau pernah ada dalam hidupku, merengkuh tubuhku, menggenggam tanganku, dan tersenyum untukku.
Kau pernah melakukan itu semua, dan aku mengingatnya.
Sebelum kemudian kau melemparkanku ke titik bumi paling dalam, membiarkan aku jatuh dalam kubangan lumpur hisap hingga aku tak mampu kembali.

Kau adalah kau, yang dulu pernah ku cinta dengan sangat.
Bahkan kini aku masih tak mampu membencimu.

-Ang-